Bolt 4G LTE Review

Bolt 4G LTE Review

Perusahaan telekomunikasi Internux meluncurkan layanan 4G Long Term Evolution pertama di Indonesia, pada tanggal 14 November 2013. Produknya diberi nama Bolt yang menawarkan kecepatan akses internet hingga 72 Mbps. Bolt hanya melayani akses data, tidak dapat digunakan untuk telepon dan SMS. Untuk menyelenggarakan 4G Long Term Evolution (LTE), Internux mengeluarkan investasi senilai 550 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,3 triliun, untuk menyewa menara BTS hingga menyediakan perangkat mobile wi-fi di pasar.

Ketika baru pertama kali diluncurkan, BOLT langsung menarik minat banyak warga Indonesia. Hal ini dikarenakan harga dan kecepatan yang ditawarkan Bolt memang sangat menggiurkan. Bukan rahasia lagi kalau kecepatan internet di Indonesia memang sangat menyedihkan. Menurut artikel yang dikeluarkan Kompas bulan April lalu, Indonesia menempati urutan ke-118 dari seluruh negara di dunia. Dengan kecepatan rata-rata 1.6 Mbps kita berada dibawah Vietnam yang menempati urutan ke-113 dengan kecepatan rata-rata 1.8 Mbps. Kita hanya berada sedikit lebih baik dari India dalam data yang di rilis Akamai tersebut.

Saya sendiri baru bisa mendapatkan modem BOLT pada tanggal 8 Februari 2014, di Gramedia Teraskota, BSD City. Beberapa minggu sebelumnya ketika menanyakan modem Bolt pasti jawabannya selalu sama, “Out of Stock, Mas”. Pernah satu kali, ketika ingin menanyakan modem, modem terakhirnya baru saja dibeli didepan mata saya sendiri 😛

Pertama kali memboyong modem BOLT ada rasa deg-degan. Karena ketika mengecek daerah cakupan sinyal BOLT, daerah rumah berada persis dipinggiran area cakupan. Modem pun dinyalakan, dan – eng ing eng – penanda sinyal pada modem berwarna merah. Selidik punya selidik, ternyata memang benar-benar berada diujung cakupan BOLT. Ketika modem dibawa ke halaman rumah, modem mampu menangkap sinyal BOLT. Namun, hanya 1 bar sinyal, itupun kadang suka hilang entah kemana. Nasib.

Bukan nasib juga sih sebenarnya, karena memang sebelum membeli modem sudah tahu hasilnya akan 50 : 50.

Singkat cerita, sekitar minggu lalu saya coba menggunakan modem BOLT lagi. Setalah beberapa kali mendapatkan pemberitahuan bahwa ada perbaikan sinyal di daerah Serpong, Pamulang dan sekitarnya. Modem pun dinyalakan, dan – eng ing eng – penanda sinyal langsung berwarna biru. Coba cek ke web interface BOLT. Hasilnya :

BOLT 4G LTE Review SinyalWow, memang benar ternyata sudah ada perbaikan sinyal. Memang hanya 3 bar (kadang 4). Namun hal ini sudah cukup, mengingat 2 bulan yang lalu sinyal masih 0. Test pertama yang dilakukan adalah steraming video di YouTube. Dan hasilnya? Video HD 720p berjalan mulus tanpa buffering. Seketika timbul pertanyaan, berapa kecepatannya sekarang ya? Dan test menggunakan SpeedTest.net pun dilakukan. Tapi sayang, karena waktu itu lupa login ke akun SpeedTest.net nya, hasilnya tidak tersimpan. Berikut adalah beberapa hasil SpeedTest yang dilakukan beberapa hari setelah itu :

27 April 2014

Berikut SpeedTest yang dilakukan pagi ini 1 May 2014 :

Dan berikut adalah hasil PingTest hari ini :

Sangat mengesankan. Meskipun sebagai provider baru kehandalan Internux, masih harus dikaji lagi. Karena biasanya, seiring dengan laju pertambahan pelanggan kualitas dari pelayanan itu sendiri akan semakin berkurang. Dengan kecepatan yang sangat baik untuk ukuran provider Indonesia, saya langsung memutuskan untuk mem-pensiunkan modem Smartfren saya. Terlebih dengan skema harga paket internet Smartfren yang baru merupakan pilihan yang masuk akal untuk berpindah menggunakan BOLT.

Mengunakan BOLT memang menyenangkan (untuk saat ini). Tapi ada beberapa hal yang masih bisa diperbaiki lagi untuk menjadi lebih baik. Salah satunya adalah masalah pembelian  pulsa. Meskipun Internux sudah mengumumkan banyak cara pembelian pulsa BOLT. Seperti menggunakan Kartu Kredit, e-Banking, atau melalui retailer seperti Indomaret dan 7 Eleven. Implementasi di lapangan belum berjalan baik.

Misal pada level retailer, ketika menanyakan pulsa BOLT pada beberapa gerai Indomaret. Pelayannya mengatakan, pulsa BOLT masih belum tersedia. Masalah lain adalah pembelian menggunakan kartu kredit. Untuk pembelian melalui kartu kredit, kita bisa melakukannya melalui portal BOLT. Tadinya karena iseng dan penasaran, saya putuskan untuk mencoba. Tapi ketika mendarat di form pembelian / pengisian data saya melihat ini :

Bolt 4G LTE Review Insecure

Kaget. Kenapa? Bagaimana bisa untuk pembelian menggunakan data sensitif seperti kartu kredit menggunakan saluran terbuka seperti ini. Sepengetahuan saya seharusnya untuk transaksi seperti ini, meskipun hanya halaman untuk pengisian data, saluran yang dgunakan haruslah ter-enkripsi. Akhirnya diputuskan untuk tidak melanjutkan transaksi karena alasan keamanan. Lebih baik berjaga-jaga bukan? Masih banyak alternatif lain.

Masalah lainnya adalah mengenai filter DNS Nawala. Banyak provider internet di Indonesia mengimplementasikan filter ini untuk memenuhi peraturan undang-undang yang beralaku. Masalahnya implemetasi yang dilakukan provider lain, hanya bersifat pada situs yang ilegal atau mengandung konten pornografi. Tapi implementasi yang dilakukan oleh BOLT bisa dibilang terlalu ketat. Situs torrent seperti KickAss Torrent yang biasanya bisa diakses tanpa masalah, kini tidak bisa dibuka menggunakan BOLT.

Bolt 4G LTE Review Nawala DNS

Bukan hanya itu, bahkan pada situs yang legal seperti CyberGhost VPN juga ditolak aksesnya menggunakan BOLT.

Bolt 4G LTE Review Nawala DNS 2

Tapi jangan khawatir, solusi masalahnya sangat sederhana. Kalian bisa baca di SINI.

So far, seminggu ini sangat puas menggunakan BOLT dari Internux. Semoga kedepannya, pelayanan ini bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan. Serta bisa mendorong ISP lain untuk terus berinovasi, menghadirkan akses internet murah dan berkualitas.

10 Comments

Leave a Reply