Welcoming Ubuntu 13.10 dengan GNOME Environment

gnomeubuntu

Hari ini seharian ngubek-ngubek di depan komputer, karena ada beberapa komputer yang diminta tolong untuk diperbaiki. Salah satu komputer bermasalah di hardisk-nya yang sudah diujung umur. S.M.A.R.T. diagnostic selalu menunjukkan Imminent Failure, dan windows pun menolak untuk di install di notebook ini. Seperti biasa kalau Windows sudah mentok, kembali menggunakan Linux. Dan, sialnya, ternyata ISO linux sudah dihapus beberapa bulan yang lalu karena kapasitas hardisk yang sudah tiris. Mau tidak mau download ulang, pilihannya Debian atau Ubuntu.

Diputuskan untuk menggunakan Ubuntu, karena sudah lama ingin coba versi Gnome dari Ubuntu 13.10. Terus terang, gw bukan lagi penggemar Ubuntu semenjak Canonical memutuskan untuk menggunakan Unity sebagai interface default dari distribusinya. Unity itu bisa dibilang kaya “pisang karbitan”. (Kadang-kadang) bagus klo diliat pas baru mateng, tapi dalemnya masih mentah. Buggy dan laggy, begitu pendapat gw mengenai Unity. Berbeda halnya dengan Gnome, karena Gnome dikembangkan jauh sebelum Unity diciptakan. Light and simple, itulah yang buat gw selalu prefer Gnome ketimbang Unity.

Kembali ke Laptop (literally :-p) ternyata Ubuntu versi Gnome itu bagus banget interfacenya. Langsung jatuh hati haha. Singkat cerita, gw juga memutuskan untuk menggunakan Ubuntu Gnome di notebook gw. Kangen dan penasaran juga, sudah sejauh apa perkembangan Ubuntu Desktop selama beberapa tahun gw tinggalkan (sebagai OS Desktop) haha #sok. Tanpa pikir panjang, installasi pun dilakukan. Partisi Windows 8 yang ada di wipe semua. Jadi notebook ini sekarang single OS menggunakan Ubuntu GNOME (serem.. haha). Habisnya dipikir daripada dual OS, malah nanggung dan ngeribetin 😀

Desktop

Gambar diatas merupakan Desktop dari Ubuntu Gnome. Manis ya? Dan ternyata bukan hanya Desktopnya saja, interface didalamnya pun ciamik. Sedikit mirip Unity sih, tapi lebih simple aja. Animasi dan efek suaranyapun ada sedikit-sedikit. Jadi semakin menambah kesan bagusnya deh. (Norak, kaya baru pertama kali lihat barang bagus haha).

Ubuntu Gnome 13.10

Tapi, berjalan diatas single OS Linux, macam Ubuntu pasti cepat atau lambat akan menemui masalah. Salah satunya adalah aplikasi andalan yang cuma native di Windows. Ada beberapa alternatif penyelesaian, diantaranya adalah dengan menggunakan VirtualBox atau Wine. So far, belum ada komplain berarti yang bikin gw pengen cepet-cepet kembali menggunakan WIndows. Ternyata memang semakin lama, Ubuntu semakin baik. Stabil dan tidak buggy seperti dulu, dimana untuk install hal sederhana seperti Graphic Driver ajah reportnya minta ampun.

Score ***** untuk Ubuntu dengan environment GNOME. Jadi ngga sabar untuk bulan depan, Ubuntu 14.04 LTS akan dirilis, semoga akan lebih baik dari 13.10.

Leave a Reply